Tuesday, September 22, 2015

But first lemme just say '안녕!'

It's been a long time since the last time I wrote on this blog..

Duh ini blog bener-bener blog yang nggak keurus. Habis beneran deh aku nggak tahu mau ngisi apa di blog ini. Maklum belum biasa curhat geje ke publik. Biasanya curhat geje tuh cuma ke temen atau paling coret-coret bagian belakang buku pelajaran (tahu kan? bagian catatan belakang buku itu...)

beberapa menit yang lalu ngeliat last post dan i'm just like 'wow udah dua tahun lebih gw ga nulis ya' .... Dua tahun banyak hal yang telah berubah.. Saya sudah anak SMA sekarang dan sudah pindah sekolah lagi *yey* biasa dari dulu sekolah gw nggak ada yang sama. Dan semenjak SMA saya makin sibuk hahaha... Oh, dan percaya apa nggak di SMA akhirnya gw menemukan bagaimana rasanya 'fangirling' XD Yesh dua tahun ini mengajarkan gw bagaimana caranya punya bias (oke ini nggak penting banget)

Kegiatan gw sekarang ya sebagai pelajar SMA pada umumnya, belajar dan belajar dan belajar sampe mabok. Oh akhir-akhir ini juga gw lagi seneng-senengnya nulis fanfiction dan mulai belajar untuk menge-post-nya satu per satu (selama ini fanfic cuma numpuk di laptop doang menuh-menuhin memori atau palling banter dibaca sama temen doang). Lagi seneng nonton k-drama dan lagi seneng sama semua yang berbau greentea!

Oke anggap saja ini sapaan singkat setelah saya menghilang selama dua tahun. Mudah-mudahan saya jadi sering update juga ya...

22 Sept 2015

Di saat sedang kesal kenapa tombol shift di keyboard sekarang sering error

Tuesday, July 30, 2013

What's the most suitable title for this post? IDK.

Orang bilang, ini tanda-tanda kalau aku lagi suka sama seseorang. Teman-temanku bilang, ini artinya aku sedang jatuh cinta. Tapi... entahlah. Aku nggak ngerasa kalau aku ini lagi suka atau jatuh cinta sama seseorang. Nggak. Cuma.. Entah kenapa he's special in my eyes.

Nggak.. dia nggak ngelakuin apa-apa buat aku. Dia cuma, ya.. dia hanya melakukan perannya sebagai temanku. Udah. Cuma, aku teringat kenanganku dengan dia. Dan makanya itu, aku bisa memandang dia dari sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang bisa membuat aku berkata kalau dia itu special.

Dia baik, baik seperti layaknya teman pada umumnya. Hanya, *sigh* entahlah. Menurutku dia lebih perhatian, care, dan.. itulah. Dia punya senyum yang entah kenapa bisa memikatku. So, whenever he smiled to me, entah kenapa ini rasanya mau melting. Terus, entah kenapa, tapi aku ngerasa kalau he treat me like I'm his younger sister. Entahlah, mungkin karena dia lebih tua dariku. Jadi, itu yang membuatku berkata bahwa dia itu spesial.

Tapi kalau dibilang suka, atau jatuh cinta.. Hmm.. Aku nggak merasakan hal itu. Entahlah, perasaan yang kurasakan ini adalah seperti seorang adik perempuan pada kakak laki-lakinya, pada kakak yang sangat menyayanginya. Tapi entah kenapa, tiap kali kita berpisah, aku merasa bahwa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang (istilahnya) nyesek. Hmm.. apakah itu yang dibilang sedang jatuh cinta? Entahlah...


Bandung, 30 Maret 2013

Ketika sedang flashback pas ngeliat foto-foto dia

Saturday, April 20, 2013

Cinta

Cinta..
Satu kata dengan sejuta makna
Cinta itu indah
Tapi cinta juga sakit
Apakah arti cinta?
Tak ada yang dapat
Mengartikannya dengan benar
Cinta
Bertumbuh dan berkembang
Dalam setiap insan manusia
Mau tak mau
Sadar tak sadar
Semua makhluk memilikinya

Antara laki-laki dan perempuan
Ada cinta
Antara kakak dan adik
Terdapat cinta
Kepada orang tua dan anak
Cinta ditumbuhkan
Terhadap sahabat, teman
Cinta berkembang
Bahkan antara Tuhan dan manusia
Terdapat pula cinta abadi

Cinta...
Cinta sulit dimengerti
Cinta itu senang
Tapi cinta juga duka
Cinta itu indah
Cinta itu sakit
Cinta itu bahagia
Cinta itu air mata
Cinta itu memberi
Cinta itu berkorban
Cinta.. cinta.. cinta

Lalu, apa yang kurasakan sekarang
terhadap dirinya?
Apakah cinta terhadap teman?
Cinta sebagai seorang sahabat?
Apakah cinta layaknya seorang adik perempuan
terhadap kakak laki-lakinya?
Ataukah cinta seorang perempuan
terhadap lawan jenisnya?
Hanya Yang Maha Kuasa
yang mengetahuinya...

Cinta..
Kau pernah hadir
Sesaat tadi malam
Dalam mimpi burukku

Sunday, April 14, 2013

Surat kepada Tuhan

Tuhan,
terima kasih
Atas waktu yang Kau berikan
Untuk kami lewati berdua

Terima kasih,
Untuk masa-masa indah
Canda
Tawa
Dan semua hal
yang Kau izinkan
untuk kami alami

Terima kasih Tuhan
karena Kau telah
menempatkan dia di sisiku
walau bukan untuk waktu yang lama

Tuhan, terima kasih
untuk waktu yang singkat ini
Untuk kehadirannya
di sampingku
walau hanya sebentar

Tuhan, aku tahu
Aku tahu dengan pasti
bahwa Kau tahu
waktu yang tepat
Waktu yang tepat untuk kami bertemu
Dan waktu yang tepat
Untuk kami berpisah

Tuhan, sekarang ia telah tiada
Dia telah pergi, ke tempat yang indah itu
Kau tahu Tuhan,
aku rindu padanya
Aku rindu semua kenangan kita
Semua yang telah kita lalui
Semua memori
Kenangan
Pengalaman
Kegembiraan
Tawa
Duka
Tangisan

Tidak, Tuhan
Aku tidak akan marah padaMu
Sekalipun tak akan pernah
Karena aku tahu
Bahwa semua ini
adalah kebaikan
bagiku, dan baginya

Hanya Tuhan,
boleh aku menitip suatu hal padaMu?
Bisakah Kau katakan padanya
bahwa aku merindukannya?

Thursday, April 11, 2013

Mengenang Kenangan Dulu

Kalau aku ingat
Kenangan kita dulu
Ketika Kau ditempatkan Tuhan
di sisiku

Semua canda
Tawa, senyuman
Semua hal yang kita obrolkan
Seolah waktu tak pernah berakhir

Kau tahu,
Aku rindu saat-saat itu
Dimana kita bisa tertawa lepas
Menikmati waktu yang kian berjalan

Tahukah kau?
Seberapa cepat jantungku berdetak
Ketika aku melihatmu
Tersenyum
Kepadaku

Aku selalu berdoa, berharap
Agar waktu ini tidak pernah berakhir
Tak ingin kau kulepas
Tak ingin ku lepas
Semua kenangan kita

Tapi, Tuhan tahu
Tuhan tahu waktu yang tepat
Waktu yang tepat untuk kita bertemu
Dan juga waktu
Untuk kita berpisah

Tak ada yang abadi
di dunia ini
Begitu juga kau dan aku
Serta pertemuan kita berdua

Kau tahu,
aku rindu masa-masa itu
Aku rindu padamu
Dan semua kenangan kita

Aku harap, aku bisa bertemu denganmu  lagi
Melanjutkan kenangan kita
Membuat memori indah
Diantara kita berdua

Namun, ada satu hal
yang ingin kutanyakan padamu
Apakah kau
merasakan hal yang sama
seperti yang ku rasakan ini?
Hanya Tuhan yang tahu

Sunday, February 3, 2013

Pilihlah Sesuai Kata Hatimu


"Hah? Sabtu ini? Waduh, kalo sabtu ini gue ga yakin bisa nih. Udah ada 2 acara. Ntarlah gue pertimbangkan lagi. Ya udah ya.. Bye Ta.." demikian kata gue untuk menutup telepon. Tadi itu BFF gue dari kecil telepon. Dia ngajakin gue berenang bersama. Gue sama dia emang sering banget berenang bareng. Rasanya hampir tiap weekend deh gue sama dia berenang. Cuma, kali ini gue juga ada 2 acara yg ga kalah penting. Yg pertama, nikahan kakak sepupu gue. Of course, sebagai keluarga deket gue harus dateng. Yg kedua, pacar gue ngajak gue makan sekalian barbeque party di rumahnya. Di acara itu dia juga mau ngenalin gue ke keluarganya. Acara ini penting menurut gue dan dia untuk kelangsungan hubungan gue. Akhirnya, gue cuma bisa ngotak-ngatik HP gue untuk ngeliat kalender di HP gue, lalu menggaruk kepala gue yg sebenarnya ga gatel, sambil menunjukkan muka bingung.

"Tadi siapa yg nelpon Rin?" tanya Aurel yg lagi tiduran di lantai teras rumahnya, sambil sesekali membaca soal di buku matematikanya. Kita emang lagi belajar bareng di rumah Aurel. Pertanyaan Aurel tak segera gue jawab.

"Oii, Rin. Tadi siapa yg nelepon?" tanya Aurel lagi. Masih belum gue balas. Aku masih saja menatap kalender di HP gue.

"Rin!! Airine!! Lo kesambet?" tanya Aurel. Kali ini dia mengibas-kibaskan tangannya di depan muka gue. Segera saja lamunan gue hilang.

"Eh, enggak. Tadi si Tata nelepon." jawab gue seadanya

"Terus kenapa muka lo kyk kebingungan gitu?" tanya Aurel lagi. Gue menjelaskan apa yg sebenarnya terjadi, kalo gue lagi bingung sama tiga acara yg diadakan pada 1 hari itu. Mana waktunya berdekatan lagi, dan ketiganya sama-sama tidak bisa dipending.

"Kata lo gue harus milih yg mana?" tanya gue di akhir cerita. Aurel hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.
"Please lah, bantu gue. Gue bener-bener ga tahu lagi, Rel. Tolong bantu gue mutusin..." kata gue setengah memaksa. Setelah beberapa kali membujuk Aurel, akhirnya dia mau buka mulut juga. 

"Ya, itu sih kumaha lo aja Rin. Lo pertimbangkan baik-baik, kira-kira mana yg harus lo datengin. Gue ga bisa bantu banyak, karena itu semua menyangkut lo. Ntar kalo hasilnya kacau gue lagi yg lo salahin." kata Aurel santai. Yeh, gue kirain bakalan ngasih solusi yg spesifik gitu. Ini mah sama aja gue yg harus ngambil keputusan namanya. But, gue tahu perkataan Aurel bener. Karena ini semua menyangkut sama gue, makanya dia pikir dia ga perlu ikut campur. Ya sudah lah.

Next Saturday, at my house....

"Rin! Airine! Eh, ni anak kok belum siap-siap sih? Ayo dong Rin, ini udh jam setengah 8, kita harus nyampe di sana jam 10 paling lama. Itu juga acara udh mulai. Udh, nih, pake kebaya ini aja!" kata nyokap gue sambil menyerahkan sebuah kebaya utk gue pake. Bukannya gue pengen sekedar males-malesan, tapi gue dilema dengan 2 acara lagi yg gue tinggalkan gitu aja. Entahlah, apa yg akan terjadi nanti. Akhirnya, gue berusaha mengangkat tubuh gue dan beranjak  dari kursi, mengambil kebaya yg tadi disodorin nyokap, lalu berjalan menuju kamar gue untuk berganti pakaian.

At my cousin's weeding party...

Perasaan gue selama pesta ini ga enak. Entahlah kenapa. Rasanya seperti ada rasa bersalah yang begitu mendalam. Entah mungkin itu karena gue ninggalin kedua acara itu. Emang, gue udah sms kedua belah pihak utk say sorry karena gue ga bisa dateng ke masing-masing acara. Toh, gue juga ada acara lain yg ga kalah penting, itu alesan gue. Mereka berdua juga sepertinya maklumin gue beserta alesan gue. Tapi anehnya, kenapa gue tiba-tiba dilanda perasaan ga enak.. Gue ga menikmati pesta dengan gembira. 
Oh ya, selama pesta, of course handphone gue matiin. Iyalah, gue kan salah-satu keluarga dekat pengantin. Ga lucu kan kalo tiba-tiba di tengah pesta gue nelepon ato sms-an? So, that's why gue matiin handphone gue selama pesta berlangsung. Entah ada sms ato telepon masuk selama acara berlangsung.

Sorenya, setelah acara selesai, gue masuk ke kamar gue dan langsung menghempaskan tubuh gue di tempat tidur gitu aja untuk melepas lelah. Ya iyalah, dari jam 9 pagi sampe jam 4 sore gue terus-terusan ada di pesta. Gimana gue ga cape? Sambil tiduran di kasur, gue nyalain HP gue lagi setelah 7 jam lebih di "OFF"-in. Pas gue liat, ada sekitar 5 misscall. Kalo yg tertera di HP gue sih, ini dari nyokapnya Tata. Cuma, knp ya nyokapnya Tata nelepon gue? Ada hal penting yg mau diomongin apa? Akhirnya gue mutusin untuk nelepon balik ke no. ini.

"Halo Tante? Sorry, tadi HP-nya saya matiin. Tante nelepon ke HP saya ya?" tanya gue membuka percakapan. Tidak ada jawaban, yg ada hanya isak tangis yg lama kelamaan makin kencang. 

"Lho, tante? Kenapa nangis? Tante, tante denger suara saya kan?" tanya gue heran. Akhirnya, dengan suara bergetar dan terbata-bata, nyokapnya Tata menjelaskan apa sebab beliau nangis.

"Airine, makasih ya udah jadi temen baik Tata. Terima kasih, udh mau nemenin Tata selama ini. Terima kasih, udh mau jadi temen curhat Tata. Kamu sahabat Tata yg paling baik yg tante tahu." katanya sambil sesekali diiringi isak tangis. Gue heran? Apa yg terjadi? Sempet terpikir oleh gue yg bukan-bukan, namun segera gue menggelengkan kepala gue, berusaha mengusir dugaan buruk itu.

"I.. iya tante." jawab gue berusaha sopan. "Tatanya emang kenapa tante?" Gue ga tahan untuk tidak melontarkan pertanyaan ini.

Nyokapnya Tata ga langsung jawab. Beliau nangis kenceng dulu sekitar 1,5 menitan, baru akhirnya punya kekuatan untuk menjawab.

"T..Ta... Tata tadi tenggelam pas berenang, Rin. Tadi Tata milih berenang di pantai, ga kayak biasa di tempat renang. Ternyata, Tata kebawa ombak.. Tata emang udah ditemukan, tapi Tata udah ga bernafas.."jawab beliau yg dilanjutkan dengan tangisan yg sangat kencang. Jawaban nyokapnya Tata tadi bener-bener bikin gue terkesiap, gue kaget! Tanpa sadar, gue mukulin paha gue, sambil dalam hati gue teriak,"Bodo lu Rin! Lu bodo! Lu gobl*k! Lu orang paling jahat sedunia! Lu tega, Rin, tega!"

"Airine, masih denger suara tante kan?" kata nyokapnya Tata membuat gue berhenti untuk memukuli diri gue sendiri.

"Ma..masih Tante." jawab gue dengan suara tercekat.

"Rencananya Tata akan dikuburkan besok, jam 11.00. Airine dateng ya.." kata nyokapnya Tata lagi.

"Pasti. Pasti tante. Pasti Airine dateng." kata gue

"Ya udah, gitu aja. Sekali lagi tante ucapin terima kasih karena udh jadi temen baik Tata ya." pamit nyokapnya Tata sambil menutup telepon.

Saat itu, gue berpikir,"Hah? Tata meninggal?? Bodonya gue! Kenapa ga gue turutin aja undangan Tata untuk berenang bareng.. Tata.. Please.. forgive me..." Kembali lagi gue mukulin diri gue, gue tamparin muka gue, gue pukulin dada dan perut gue, dan gue nangis meraung-raung. Gue marah sama diri gue sendiri. Gue pikir, kabar buruk yg akan gue terima cuma berhenti di sini aja. Ternyata nggak.

Next Monday at School................

"Rin, lu udh tahu belom kabar buruk yg menimpa tmn sekelas kita?" sambut Aurel saat gue menginjakkan kaki ke kelas gue. Gue menggeleng, karena emg gue ga tahu apa-apa.

"Hah? Masa lo ga tahu sih Rin?" kata Tamara, temen yg duduk di depan gue. Sekali lagi gue menggeleng.

"Rin? Astaga Rin? Ini tuh nyangkut pacar lo, Rin?" kata Aurel yg membuat gue kaget. "Pacar?" pikir gue

"Farell??" tanya gue yg disambut anggukan Aurel dan Tamara. Gue mengernyitkan dahi, ada apa dengan Farell?

"Rin, lo tabah ya Rin..." kata Tamara mengelus punggung gue, lalu melirik Aurel, memberi isyarat untuk Aurel kalo saatnya dia cerita.

"Jadi gini Rin, kemarin lo kan bilang ke gue kalo si Farell ngundang lo untuk BBQ-an bareng keluarganya." kata Aurel mengawali cerita. "But, ternyata pas acara BBQ party itu, rumahnya kebakaran. Dan.. dan..." Aurel tidak dapat melanjutkan ceritanya. Gue yg mendengarkan cerita Aurel dalam posisi duduk seketika berdiri dan menatap Aurel.

"Ada apa dengan Farell, Rel? Ada apa? Ceritain ke gue!" paksa gue sambil mengguncang-guncangkan tubuh Aurel.

"Sabar Rin, sabar." kata Tamara berusaha menenangkan gue. "Keluarga Farell selamat, hanya......"

"Tidak, tidak mungkin! Ga mungkin!!" gue histeris

"Saat kebakaran itu terjadi, Farell lagi ada di WC yg terkunci, sehingga Farell ga bisa menyelamatkan diri dan........" sambung Tamara.

"Ga mungkin!!!!!!! GA MUNGKIN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak gue histeris. Tamara dan Aurel langsung menarik gue dalam pelukan mereka berdua. 

Gue nangis, gue histeris. Dua kejadian ini membuat gue merasa terpukul banget. Gue merasa diri gue adalah org yg paling jahat sedunia, org yg paling tega sedunia, org yg paling bodoh dan gobl*k sedunia, yg tega membiarkan pacar serta sahabatnya pergi meninggalkan dunia ini begitu aja. "Bodo lu Rin! Bodo!" kata-kata itu terngiang lagi di telinga gue.

"Rel, Tam, gue jahat ya?" tanya gue setelah berhasil menguasai perasaan gue, dan menarik diri dari pelukan mereka berdua.

"Ga Rin, lo ga jahat. Lu adalah sahabat gue paling baik se-dunia." kata Aurel mencoba menenangkanku.

"Ga Rel. Gue jahat ! Gue adalah orang yg tega membiarkan pacar dan sahabatnya pergi meninggalkan dunia ini gitu aja... Gue jahat Rel, Tam. Gue jahat!" kata gue sambil diiringi tangis lagi.

Tamara menghapus air mata yg ada di pipi gue. "Rin, lu ga jahat. Itu semua udah takdir dari Tuhan. Yang bisa lo lakuin sekarang hanyalah menyayangi orang-orang di sekitar lo sekarang ini. Jgn sia-siain mereka, sebelum mereka pergi secara mendadak kayak gini."

"Yup. Kita ga pernah tahu berapa umur orang-orang yg kita sayangi. karena itu, selagi ada waktu, teruslah tunjukkin kasih sayang en perhatian lo ke mereka." sambung Aurel.

Gue terdiam. Air mata gue rasanya udah habis untuk nangisin kepergian dua org yg gue cintai, dan gue tahu, air mata gue ga akan bisa membuat mereka hidup lagi. Benar kata Tam-tam dan Aurel, yg bisa gue lakukan hanyalah menunjukkan perhatian dan kasih sayang gue kepada orang-orang yg masih dikasih kesempatan oleh Tuhan untuk hidup. 

Selamat jalan Farell.. Selamat jalan Tata.. Forgive all my mistakes to you both.. Semoga kalian tenang di sana.. And remember, I WILL ALWAYS LOVE YOU TWO TOO.............................